RinaDewi's Blog

Posts Tagged ‘kuliner sunda

*Tulisan ini terinspirasi oleh dua peristiwa berbeda yang saling berkaitan dengan cara yang unik. Kejadian pertama terjadi ketika aku tengah mengembara di negeri Paman Sam dan bertemu dengan seorang Sunda yang tengah menyelesaikan studi masternya dan sangat suka dimasakan makanan Sunda, juga suka mendengarkan lagu khas daerah Sunda “es lilin”… Lalu peristiwa kedua terjadi setahun kemudian ketika telah kembali ke tanah air tercinta, dan tengah menikmati kue serabi oncom khas Sunda dengan ditemani segelas bandrek susu beserta alunan suara merdu Lady Gaga yang menyanyikan Poker face…! (c eksentrik Lady itu menyanyi melalui radio butut milik tukang serabi yang pakaiannya, masyaallah… gak beda jauh sama c Lady!); lalu aku mulai menyadari kondisi reversial ini…ck ck ck!

“Es lilin mah ceceu, didorong-dorong…”

Sekelumit lagu diatas mengingatkan kita akan eksotisme makanan yang berasal dari tatar Priangan alias tanah Sunda, yakni es lilin. Sebuah warisan kuliner yang tetap bertahan dan diminati banyak orang meski tidak demikian dengan warisan budaya seninya yang hampir tak banyak diminati lagi.

Ketika kesenian tradisional semacam calung atau gondang semakin dilupakan orang karena terdesak oleh kebudayaan asing yang menyilaukan mata dan memekakan telinga, ternyata masih ada satu warisan kebudayaan Sunda yang tetap menarik untuk dinikmati: kulinernya! Perhatikan saja contoh diatas… bagaimana tukang serabi dan bandrek yang dulu biasa menjajakan makanannya dengan ditemani radio bersuarakan banyolan wayang golek si Cepot dkk, atau paling banter dan sudah terbilang modern, menyuarakan lagu pop Sunda Doel Sumbang dan calung Mang Darso, kini tergantikan dengan suara orang bule dari negeri antah berantah! Tak tanggung-tanggung,, pemilik suara itu adalah Lady Gaga! Bagiku ini sebuah ironi, aku bahkan berani bertaruh tukang serabi itu tak bisa melafalkan liriknya dengan benar apalagi memahami isinya.

Sekalipun lagu pengiring para penjaja makanan tradisional telah berubah 180°, namun ingredient dari makanan-makanan itu tak berubah sejak dulu. Jika ada perubahan, maka basic ingredient tidaklah diganti, hanya divariasikan dengan penambahan bahan lain. Warisan kuliner ini ternyata tak lekang oleh waktu (meski sebetulnya aku tidak begitu yakin, sampai kapan hal ini dapat bertahan mengingat kencangnya gempuran arus global). Bahkan kuliner Sunda sampai saat ini masih menjadi faktor penarik wisatawan lokal maupun internasional dan diburu oleh para penikmat wisata kuliner. Sebut saja nasi timbel, tutug oncom, karedok, ulukuteuk leunca, dan masih banyak lagi. Belum lagi untuk jenis makanan ringan atau snack-nya dan juga minumannya seperti bandrek, bajigur, surabi (serabi), combro, katimus, dan ciu.

Cita rasa masakan Sunda pada umumnya adalah gurih, tapi rasanya tidak terlalu tajam. Tidak terlalu manis seperti masakan Jawa, dan tidak bersantan seperti masakan Melayu. Yang membuat masakan Sunda terasa khas adalah perpaduan bumbunya, bumbu yang digunakan tidak macam-macam, dan semuanya alami.

Yang harus ada dalam masakan Sunda adalah lalapan, atau dalam dunia modern dikenal sebagai raw food. Hampir sama dengan salad pada Western food, lalapan terdiri dari perpaduan sayuran mentah, biasanya selada, kacang panjang, timun, tomat, terung hijau, daun poh-pohan, antanan, dan kemangi. Lalapan akan terasa lebih nikmat jika dicoel dengan pasangannya, yaitu sambal yang pedasnya nyereud kalau kata orang Sunda. Di daerah Priangan sendiri, masyarakatnya mengenal tiga jenis sambal yang umum, yaitu sambal terasi, sambal oncom, dan sambal muncang yang menggunakan sangrai kemiri sebagai bahan bakunya. Masakan Sunda tanpa lalapan dan sambal akan terasa kurang lengkap, ibarat pepatah bak sayur tanpa garam… nah loh!

Salah satu kuliner Sunda yang paling populer adalah nasi timbel. Ini merupakan nasi yang dipulenkan dan dibungkus dengan daun pisang, sehingga aromanya berbeda dengan nasi biasa, lebih yummy dan menggoda. Nasi yang sengaja dipulenkan terkait dengan tradisi makan di Sunda dulu (sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai ‘dulu’ karena sampai sekarang banyak orang yang masih menggunakannya), yaitu makan dengan menggunakan tangan langsung. Biasanya disantap bersama ayam atau ikan yang dibakar atau digoreng, tahu, tempe, ikan asin, dan tentu saja lalapan dan sambal. Jika disantap selagi panas dipadu dengan pedasnya sambal, rasanya sungguh memanjakan lidah. Dulu, bentuk nasi timbel bukan hanya lonjong seperti yang kita kenal saat ini, tapi juga kerucut seperti nasi tumpeng. Namun karena membuatnya cukup sulit, nasi timbel berbentuk kerucut ini sudah jarang ditemukan.

Jenis makanan lainnya yang terdengar unik adalah nasi katrol, nasi yang dimasak menggunakan alat katrol, yaitu panci berlapis tebal khusus untuk meliwet nasi. Proses pembuatan mirip dengan nasi liwet, namun beras dicampur dengan berbagai bumbu dan rempah. Karena rasanya yang gurih, seringkali nasi kastrol dimakan tanpa lauk.

Sejak dulu, Sunda memang identik dengan makanan. Bahkan terdapat sebuah tradisi dimana anak gadis yang akan menikah diminta untuk membuat sambal terlebih dahulu oleh calon mertuanya. Jika sambal buatannya enak, maka hal ini berarti dia sudah bisa diterima. Hal itu menjadi motivasi bagi kebanyakan perempuan Sunda agar bisa menghidangkan makanan yang lezat. Budaya memakan lalapan pun datang dari kebiasaan orang Sunda yang gemar bercocok tanam. Peneltian menunjukan, tanaman-tanaman yang digunakan dalam masakan Sunda termasuk dalam jenis tanaman obat alternatif untuk berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus atau kencing manis, penyakit hati, asma, dan rematik.

Hingga kini, makanan Sunda masih banyak digemari. Bukan hanya oleh orang Sunda asli, tapi juga oleh orang-orang diluar wilayah Sunda, mulai dari orang Jawa, Bugis, Melayu sampai orang Bule sekalipun. Makanan Sunda menjamur dimana-mana, mulai dari kaki lima yang sederhana sampai yang tempatnya berpendingin ruangan. Di mall-mall pun, makanan Sunda bersanding dengan steak atau makanan Jepang, tak kalah bersaing. Hal itu karena makanan Sunda dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, misalnya surabi yang dulu hanya berisi oncom sekarang isiannya bervariasi: coklat, stroberi, vanilla, keju, susu, dan lain-lain. Pantas saja kuliner Sunda terus digemari karena rasanya RAOS PISAN EUY!


fille rêveuse

LORSQUE LES AMANTS SE RETROUVENT LEUR AMOR

Blog Stats

  • 6,253 hits

backpacking to USA

happy...happy... (click here to see the images)

ielsp ohioans fam

Archives?

let’s find out!

April 2024
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 16 other subscribers

insta live!

No Instagram images were found.